Jejak Rasa… (status hari ini di Facebook)
Sebuah keinginan hati yang tak terucap, tapi begitu menaruh harap, saat seseorang menemukan sebuah cinta [lagi]. “Maukah kamu menghapus bekas bibirnya dibibirku dengan bibirmu?” Hmmm… tersirat kesiapan untuk menyudahi cerita lama, dan memulai yang baru. *cerita yang mana nih?? 😀
Pertanyaannya, benarkah bila bekas bibirnya dibibirmu akan terhapus dengan bibir yang lain? Apakah jejak rasa yang tertinggal akan dengan sendirinya musnah? Atau coba kita ganti kata “bibir” dengan “hati”, sehingga menjadi: “Maukah kmu menghapus bekas hatinya di hatiku dengan hatimu?” *silahkan coba ganti kata-katanya, tapi jangan yang ngeres2 yah… 😀
Mungkin jawabannya tergantung seberapa dalam guratan rasa yang ditinggalkan, dan tentunya penghayatan orang terhadap sebuah ciuman pasti beda. First kiss tentu beda rasanya dengan ciuman berikutnya. Bisa saja ciuman berikutnya lebih dasyat atau sebaliknya. Begitu pula penghayatan antara pria dan wanita pasti beda. Tapi ketika ada kesiapan untuk menyudahi cerita lama, tentunya karena suatu pertimbangan yang bener2 dominan, ciuman itu bisa merubah segalanya. 🙂
kmu hapus jejak rasa yang tertinggal disana dengan bibirmu.
kini jejak rasamu yang ada, rasa itu menggurat begitu dalam.
dan aku begitu merindukannya.
— rindu yang menghujam
Sekedar cerita, seorang temen yang malang melintang di dunia *ehm* bercerita tentang risetnya, ternyata wanita malam sekalipun, merasa lebih mudah menyerahkan*maaf* kemaluannya, daripada bibirnya untuk di cium. Demi duit lebih, dia mungkin akan mencium seluruh tubuhmu yang lain, tapi tidak dibibirmu. Meraka akan bilang, “Maaf, itu cuma untuk orang yang aku cintai”. Hmmm.. kayaknya begitu istimewa yah. Mungkin benar apa yang orang bilang, jendela ke hati wanita adalah bibirnya?
Selamat menikmati ! 😀
Leave a Reply