Orang IT itu …
Kesel juga sih klo ada anggapan orang IT itu susah diajak komunikasi/kerjasama (aka. brengsek 😀 ). Anggapan siapa? ya adalah. Trus siapa sih orang IT itu? Apakah orang yang memiliki titel S.Kom dan sejenisnya, atau siapa? Padahal orang-orang IT sudah terbiasa bekerja sama. Cuman kerjaan orang IT gak kelihatan dan cenderung disepelekan, parahnya malah dianggep gak kerja. Klo kerja bener gak dipuji, salah sedikit dicaci. 😀
Kayaknya klo membahas masalah komunikasi perlu dihubungkan ke teori Joseph A. DeVito (2013 : 8-16), dalam komunikasi interpersonal terdapat beberapa unsur atau elemen penting, yaitu : Sumber – Penerima (Source – Receiver), Pesan (Message), Encoding – Decoding, Media (Channel), Gangguan (Noise), Umpan Balik (Feedback), Konteks (Context), Etika (Ethics). Nah unsur dan elemen penting tersebut harus dipenuhi supaya komunikasi itu bisa berjalan dengan baik. Jadi tidaklah fair klo masalah komunikasi hanya dipandang dari satu sisi, atau bahkan hanya dari titel yang melekat.
FYI, dari angkatan saya yang 20 tahun yang lalu kuliah di jurusan Teknik Informatika(ternyata saya sudah tua 😀 ), sekitar 75% bisa menyelesaikan study-nya, 25% sisanya entah kemana. Nah dari 75% yang lulus tersebut, hanya sekitar 25% yang konsisten dengan disiplin ilmunya bekerja/berprofesi di bidang IT. Trus yang 50% lainnya? Tentunya mereka tersesat memilih jalan lain, seperti saya 😀 . Dari kisah diatas bisa disimpulkan, tidak semua S.Kom (Sarjana Kompor) adalah orang IT.
Balik ke tahun 2001 ketika saya masih berstatus mahasiswa dan bekerja di PT. HRD Indonesia, bergabung pada sebuah team yang kebetulan menangani pelatihan budaya kerja (culture workshop) di Pertamina seluruh Indonesia, mulai low level sampai top level. Kok jadi baper kangen kawan-kawan lama ini ya…
Ini untuk membuktikan klo saya juga bukan 100 % orang IT 😀
Pada lingkungan kerja yang heterogen terdapat banyak perbedaan, seperti perbedaan usia, perbedaan tingkat pendidikan, perbedaan level/jabatan, perbedaan skill/keilmuan, perbedaan wawasan, dsb. cukup sulit untuk membangun team work yang solid, tetapi bukan suatu yang tidak mungkin. Apalagi terdapat perbedaan pemahaman dan “motif” yang dapat menimbulkan gesekan-gesekan dan masalah. Menyikapi permasalahan tidak bisa hanya melihat dari satu sisi, atau bahkan berdasar suka tidak suka (like dislike) atau pro dan kontra, harus obyektif dan berpegang kepada aturan/hukum yang ada. Jika perbedaan-perbedaan ini bisa dikelola dengan baik, tentunya akan menjadi energi positif untuk melakukan perubahan menjadi lebih baik, tapi jika tidak yang terjadi akan sebaliknya.
Pepatah lama “Akan susah untuk bicara dengan benar kalau mulut terisi.”
Jadi jika Anda orang IT, berbesar hatilah. Kata Pak Made Wiryana :
Leave a Reply