Dengan diam-pun tetap salah !
Siang tadi sempet ngobrol santai dengan teman. Banyak yang kita bicarakan, termasuk kritik dia kepada saya.
“Satu mas yang kurang dari kamu, kamu emosian” ucapnya santai. Mendengar ucapan itu sedikitpun tidak membuat saya tersinggung. Saya hanya tersenyum simpul, saya bilang “iya bener, saya pasti terlihat arogan, tapi setidaknya kamu paham kan kenapa saya sekarang seperti ini.” “Iya paham” jawabnya. Tapi sudahlah, sudah saatnya diam, lupakan mimpi mengembangkan dan memajukan IT disini, ayo ngopi wae… 😀
Dan kritik siang tadi bukanlah yang pertama, bahkan orang-orang yang dekat dengan sayapun sering mengobrolkan tentang hal ini. Kata mereka, saya sekarang dibilang arogan. Saya bilang, sudahlah “orang menilai itu dari praduga dan pegaruh”, lumrahlah karena mereka berteman dengan orang yang kontra dengan saya. Karena rata-rata mereka ndak tahu cerita dibalik itu semua, pasti terpengaruh dengan yang pinter ngomong dan pandai menutarbalikkan fakta. Karena tidak semua orang bisa berfikir bijak dan obyektif, meski orang itu cerdas atau berpendidikan tinggi sekalipun. Adil dan bijak itu anugerah, dan ndak semua dikaruniai itu. Dan manusiawi juga klo orang salah itu selalu mencari pembenaran. 😀
Ok saya arogan,
Saya bantu kerjaan teman, mengenalkan dengan temen baik saya yang notabene banyak berjasa buat hidup saya. Saya ndak tahu dan ndak mau tahu deal-deal antara mereka. Because it’s not my business. Cilakanya ada masalah dipekerjaan itu. Dan pada akhirnya, saya harus beresin masalah itu, karena yang saya bantu ndak tanggung jawab, saya ditinggal oleh orang yang saya bantu. Gak enaknya lagi hubungan saya dengan temen baik saya jadi canggung.
Dulu saya sering komplain tentang gaji tenaga IT, sering saya bilang klo mau dapet orang IT bagus, ya gaji yang ditawarkan harus bagus. Eh giliran duitnya gede, yang dibeli barangnya sama. Pembenarannya, yang ada cuman itu. Ok sih gpp, tapi klo ada masalah jangan langsung main tuduh servernya yang error, apalagi sampe bilang disabotase. Ini akibat terlalu bangga menggunakan teknologi jadul yang mulai ditinggalkan. Coba deh lihat dunia luar, biar ada pencerahan. Jangan takut mengikuti trend teknologi yang sedang populer, kecuai otaknya ndak nyampe.
Saya semingguan deploy server buat hosting aplikasi, sampe bela-belain konsultasi ke temen ISP, eh giliran tinggal make diacak-acak, kepedean sih, giliran error server disalahin.
Ada lagi yang ngaku-ngaku klo komunitasnya yang terlibat implentasi suatu aplikasi yang notabene itu aplikasi OpenSource. Makanya baca tuh macem-macem lisensi, jangan cuman next, next, i accept, finish. Keren kalian! 😀
Saya deploy Cloud Storage berbasis OpenSource, dibilang susah dipakai, padahal sudah banyak yang make selain dia. Ini akibat kebanyakan makan gedang godhok, gerang gob… (terusno dewe 😀 )
Ada lagi yang rajin foto-foto, dibuat status, ngoceh sana-sini, ngeklaim klo tanpa dia kerjaan ndak bakal jalan. WTH, kita yang mati-matian menjaga dan memastikan semua system running well, orang lain yang cari panggung. Dududududuuu…
Data center dibiarin jalan sendiri, wuih ini S.Kom loh yang ngomong. Giliran ada masalah ribut semua, baru bingung. Ujung-ujungnya saya lagi yang susah. Huhuhuhu…
Saya deploy HCI Server buat dukung kerjaannya, eh malah digembosi sendiri bilang ke orang lain agar hosting diluar. Repot ancene ngadepi gobes! 😀
Ada juga yang pede sotoynya pol-polan, ndak mau kalah dan salah pokoknya, padahal yang diomongkan sering geje, untungnya yang diajak ngomong orang ndak paham, klo yang paham jelas speechless. 😀
Pernah gah tuh yang suka bilang orang ndak bisa komunikasi, mikir klo dia gak asik diajak komunikasi. Memang susah ngomong dengan orang yang beda frekuensi.
Ok sekarang saya akan diam! 🙂